Pages

Subscribe:

Selasa, 10 Mei 2011

Gaji PNS Naik, Konsumsi Melonjak

VIVAnews - Bank Indonesia (BI) memperkirakan konsumsi rumah tangga meningkat pada triwulan II/2011 seiring naiknya pendapatan yang diterima masyarakat. Naiknya pendapatan tersebut salah satunya berasal dari kenaikan gaji pegawai negeri sipil (gaji PNS) dan perbaikan remunerasi terkait reformasi birokrasi di berbagai kementerian/lembaga.

Dalam Laporan Kebijakan Keuangan Bank Indonesia disebutkan konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh 4,8 % pada triwulan II/2011. Sementara itu, untuk keseluruhan 2011, konsumsi rumah tangga akan tumbuh di kisaran 4,4-4,9 persen.
Setelah itu, konsumsi rumah tangga pada tahun 2012 diperkirakan tumbuh lebih tinggi di kisaran 4,6-5,1 %.
"Pendapatan masyarakat yang meningkat secara umum berasal dari peningkatan upah dan gaji serta pendapatan dari hasil ekspor," tulis BI yang dikutip VIVAnews.com.

Bank Indonesia menyatakan, pada 2011, rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP) meningkat sebesar 8,7 %. Kenaikan itu lebih tinggi jika disbanding dengan rata-rata pertumbuhan pada tahun 2010 sebanyak 8 persen.
Itu akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga masyarakat. Selain Upah Minimum Provinsi, kenaikan konsumsi berasal dari kenaikan gaji aparat negara sebanyak 10-15 persen serta dibayarkannya gaji ke-13.

Selain itu, perbaikan penghasilan aparat negara juga berasal dari perbaikan remunerasi terkait reformasi birokrasi di berbagai kementerian/lembaga.
Berdasarkan sumber dari Badan Kepegawaian Negara, angka PNS pada 2010 tercatat sebanyak 4,5 juta pegawai. Tumbuhnya daya beli dari pegawai ini diperkirakan mendorong konsumsi rumah tangga.

Tumbuhnya penghasilan akan mendorong ekspektasi penghasilan yang lebih tinggi. Hal ini tercermin pada hasil survei nasabah Bank Indonesia yang menunjukkan tren peningkatan ekspektasi penghasilan dalam 7 bulan mendatang. Umumnya, tren survei nasabah menunjukkan kenaikan, yang ditunjukkan pada Maret mencapai indeks 140, disbanding pada awal tahun sekitar 136.

Peningkatan konsumsi itu selain karena peningkatan pendapatan, juga didukung dengan berlanjutnya ekspektasi apresiasi rupiah. Namun, dari sisi regulasi, penurunan bea masuk impor kendaraan diperkirakan dapat mendorong penjualan kendaraan.
Konsumsi di luar makanan terdengar tetap tinggi pada triwulan I-2011. Hal tersebut ditunjukkan dalam permintaan mobil dan motor yang masih mencatat penjualan tinggi meski agak lambat. Penjualan mobil dan sepeda motor pada Januari-Maret 2011 masing-masing tumbuh sebesar 29,5 persen (year on year/yoy) & 16,2 % (yoy). (art)
• VIVAnews